Seminggu ini Indonesia telah kehilangan dua orang seniman yang sangat terkenal yaitu Mbah Surip dan Si "Burung Merak" WS Rendra. Terima kasih atas sumbangsihmu pada dunia kesenian khususnya di Indonesia ini, Saya pribadi menghaturkan bela sungkawa, Selamat tinggal, Semoga arwahnya di terima, dosa-dosanya diampuni dan diberi tempat yang mulia di sisi-NYA, Amin.
W.S Rendra siapa yang tidak mengenalnya, seorang Penyair TOP yang dimiliki oleh indonesia.
Inilah Salah Satu Puisi W.S. Rendra yang berjudul Puisi Pertemuan Mahasiswa
Matahari terbit pagi ini
mencium bau kencing orok di kaki langit,
melihat kali coklat menjalar ke lautan,
dan mendengar dengung lebah di dalam hutan.
Lalu kini ia dua penggalah tingginya.
Dan ia menjadi saksi kita berkumpul di sini
memeriksa keadaan.
Kita bertanya :
Kenapa maksud baik tidak selalu berguna.
Kenapa maksud baik dan maksud baik bisa berlaga.
Orang berkata “ Kami ada maksud baik “
Dan kita bertanya : “ Maksud baik untuk siapa ?”
Ya ! Ada yang jaya, ada yang terhina
Ada yang bersenjata, ada yang terluka.
Ada yang duduk, ada yang diduduki.
Ada yang berlimpah, ada yang terkuras.
Dan kita di sini bertanya :
“Maksud baik saudara untuk siapa ?
Saudara berdiri di pihak yang mana ?”
Kenapa maksud baik dilakukan
tetapi makin banyak petani yang kehilangan tanahnya.
Tanah-tanah di gunung telah dimiliki orang-orang kota.
Perkebunan yang luas
hanya menguntungkan segolongan kecil saja.
Alat-alat kemajuan yang diimpor
tidak cocok untuk petani yang sempit tanahnya.
Tentu kita bertanya :
“Lantas maksud baik saudara untuk siapa ?”
Sekarang matahari, semakin tinggi.
Lalu akan bertahta juga di atas puncak kepala.
Dan di dalam udara yang panas kita juga bertanya :
Kita ini dididik untuk memihak yang mana ?
Ilmu-ilmu yang diajarkan di sini
akan menjadi alat pembebasan,
ataukah alat penindasan ?
Sebentar lagi matahari akan tenggelam.
Malam akan tiba.
Cicak-cicak berbunyi di tembok.
Dan rembulan akan berlayar.
Tetapi pertanyaan kita tidak akan mereda.
Akan hidup di dalam bermimpi.
Akan tumbuh di kebon belakang.
Dan esok hari
matahari akan terbit kembali.
Sementara hari baru menjelma.
Pertanyaan-pertanyaan kita menjadi hutan.
Atau masuk ke sungai
menjadi ombak di samodra.
Di bawah matahari ini kita bertanya :
Ada yang menangis, ada yang mendera.
Ada yang habis, ada yang mengikis.
Dan maksud baik kita
berdiri di pihak yang mana !
Jakarta 1 Desember 1977
Potret Pembangunan dalam Puisi..
(Sajak ini dipersembahkan kepada para mahasiswa Universitas Indonesia di Jakarta, dan dibacakan di dalam salah satu adegan film “Yang Muda Yang Bercinta”, yang disutradarai oleh Sumandjaja)
sumber : youtube dan lentera hati
Iya. Persahabatan beliau dengan (Alm) Mbah Surip mungkin akan abadi.
ReplyDeletedan lagi, saat ini sedang dilaksanakan Temu Teater Mahasiswa nasional ke VIII di Bali.
Salam hormat untuk si Burung merak. Damailah,...
saling menyusuli antara mereka berdua...tenang di alam sana..berkolaborasi di dunia tanpa dahaga...puisi dan tawa menjadi legenda sudah..
ReplyDeleteda daaaaaaaaaaa....
selamat jalan WS.Rendra...
ReplyDeleteselamat jalan ya burung...semoga dialammu yang sekarang semua teriakannya akan didenger...wakh....rendra memang keren buanget ngebuat untaian kata...dan tembakannya juga sangat jitu menusuk langsung ke jantung hatinya
ReplyDeletesungguh kejadian yang membuka hati dan pikiran
ReplyDeleteperlu direnungkan kenapa dua sahabat ini saling menyusul
ReplyDeleteselamat jalan pak...
ReplyDeletesemoga amal ibadah bapak diterima disisi-NYA...
amin...
Smoga alm dapat tempat di sisi-Nya. Amin..
ReplyDeletekang....murid datang mengunjungi nih...minta ilmunya dong di ym....heheheheh
ReplyDeleteSelamat Jalan, semoga Karya2mu akan tetap hidup
ReplyDelete