Afrika di Timur Pulau Jawa

Situbondo mempunyai hamparan savana terluas di Pulau Jawa yang terletak di Taman Nasional Baluran di Jawa Timur. Jika Anda berkunjung ke sini pasti serasa berada di Afrika, walaupun saya belum pernah ke Afrika he-he... Kawasan Taman Nasional Baluran terletak di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur. Batas wilayah sebelah utara adalah Selat Madura, sebelah timur Selat Bali, dan di tengah kawasan ini terdapat Gunung Baluran yang sudah tidak aktif lagi.

Taman Nasional Baluran ini merupakan destinasi wisata yang cukup berbeda. Kenapa saya bilang berbeda? Karena di sini pada musim kemarau seperti saat ini, antara juni-agustus satwa seperti rusa, banteng, hewan-hewan liar yang berada di dalam hutan keluar menuju savana. Pihak Taman Nasional menyediakan air dan kubangan, sehingga pada musim kemarau hewan keluar dan berada dekat di jalan.kita kalau beruntung bisa menemukan banyak sekali satwa liar yang benar-benar liar tidak seperti di kebun binatang atau Taman Safari, namun saya tidak seberuntung yang banyak orang ceritakan tentang Taman Nasional Baluran, saat saya berpetualang kesana, saya hanya dapat menyaksikan rusa, kerbau dan kera-kera liar, banteng yang menjadi iconnya taman nasional ini, satupun belum ter-lihat sampai saya pulang, berarti saya harus kembali lagi untuk melihat dan memastikan bahwa di taman nasional itu memang ada bantengnya, hehehehe.

Banyak yang menyarankan kalau bisa sudah sampai Taman Nasional se-belum matahari terbit, karena jika beruntung bisa menikmati kabut dan bisa menyaksinan keindahan sunrise di pantai Bama. Tetapi karena waktu berangkat yang meleset dari jadwal akhirnya kita sampai di pintu masuk Taman Nasonal sekitar pukul 05.30 WIB Pagi dan ternyata juga loketnya belum buka, dan saat saya tanya ke petugas disana katanya baru buka pukul 06.30 WIB, sempat saya berfikir, apa loketnya tidak buka 24jam, apa harus menginap dulu biar bisa melihat sunrise, ya itu yang terlintas dibenak saya saat loket belum buka, beruntung saya dan teman-teman tidak berangkat sesuai jadwal, bisa-bisa kelel-eran di depan pintu gerbang Taman Nasional. Tariff masuk Taman Nasional pun cukup murah, Pengunjung Domestika hanya dikenakan tariff untuk hari kerja Rp. 5000/Orang/Hari dan Rp. 7500/Orang/hari untuk hari libur. Perjalanan dari pintu gerbang untuk masuk ke dalam Taman Nasional kita harus melewati jalan tanah yang agak rusak selama 40 sampai dengan 1 jam perjalanan, tetapi kekecewaan itu terobati saat di tengah-tengah perjalanan mata kita dise-jukkan oleh pemandangan nan hijau daerah yang diberi nama "Ever Green" ini.






Sesampai di sana, terlihat jelas Padang savana yang diberi nama savana bekol membentang luas sejauh mata me-mandang, ditambah dengan sedikit pepohonan dan latar gunung dan cuaca yang cerah, membuat saya tak kuasa untuk mengabadikan pemandangan indah ini, mungkin seperti inilah pemandangan di Afrika itu. setelah puas ber-foto ria di savana bekol saya melanjutkan perjalanan ke Pantai Bama, sesampainya di pantai bama, kita sarapan sejenak di satu-satunya cafetaria yang ada disana. Pasir pantai disana putih dan banyak tanaman bakau yang memagari garis Pantai Bama. 





Di sekitarnya, terdapat cottage, sarana outbound, dan penyewaan alat-alat snorkeling. Pengunjung bakal betah dan nyaman berlama-lama di sini. Tak lupa juga disana kita akan merasa akrab dengan kera abu-abu berekor panjang. Kera lucu dan nakal ini banyak sekali berkeliaran di Pantai Bama ini, karena merasa kasihan sempat kita memberi makan kera-kera tersebut, tapi kita ditegor oleh salah petugas As-ing Taman Nasional, "Tidak boleh", mungkin mak-sud dan tujuannya agar kera-kera disini tidak manja, mengganggu dan tergantung pada pen-gunjung yang datang. Selain pemandangan pan-tai, di sekitar Pantai Bama juga ada hutan man-grove dan kawasan konservasi, dipantai ini juga merupakan spot snorkeling yang cukup bagus, tetapi Anda harus agak ke tengah sedikit dan bisa melihat banyak ikan dan biota laut. Setelah puas menikmati pemandangan Pantai Bama, akhirnya kita kembali ke Savana Bekol karena kita sebe-lumnya belum mengabadikan tengkorak kepala banteng yang digantung. Setelah puas berfoto akhirnya kita pulang dan makan siang di Istana Lele Balittas Asembagus. Edisi lain kita akan membahas lezatnya Lele Bakar khas Istana Lele Balittas ini.