Saya menduga sebagian dari masalah yang mereka ceritakan mungkin tidak asing bagi Anda. Menurut Stephen Covey kita adalah apa yang kita lakukan berulang-ulang, oleh karena itu keberhasilan bukanlah merupakan suatu perbuatan, tetapi merupakan suatu KEBIASAAN.
Buku karya Stephen Covey ini adalah buku yang menekankan pada ketulusan, bukan perilaku instant yang dibuat-buat tanpa motivasi yang tulus. Ada 3 hal yang tetap di dunia ini, yaitu: perubahan, prinsip dan adanya pilihan.
Perubahan terus terjadi di dunia, namun prinsip-prinsip tidak berubah. Prinsip-prinsip itu misalnya gravitasi bumi, minyak mudah terbakar, juga prinsip-prinsip kesopanan, kejujuran, keberanian, dan kebaikan hati. Karena prinsip-prinsip tak pernah berubah, dia merupakan dasar yang kokoh untuk membangun karakter manusia.
Pilihan selalu dimiliki manusia. Misalnya seseorang yang dimaki-maki orang lain, tak mesti harus sakit hati, dia sebenarnya memiliki pilihan-pilihan untuk memberi respon. Dia bisa sakit hati, marah, balas memaki-maki, bahkan menonjok si pelaku, namun dapat juga diam dan tersenyum seraya menganggap si orang yang memaki-maki sedang mengalami hari yang buruk. Manusia bebas memilih, namun manusia akan selalu menanggung resiko dan tak bisa lepas dari akibat yang ditimbulkan oleh pilihan-pilihannya.
Ketujuh kebiasaan tersebut adalah:
1. Proaktif
Kemampuan memilih respon sesuai dengan nilai-nilai yang dianut disebut proaktif. Sedang sikap reaktif adalah respon yang didasarkan pada perasaan, keadaan atau suasana hati.
2. Memulai dari Tujuan Akhir
Merumuskan apa yang sebenarnya menjadi tujuan kita. Menuliskan visi kita, kemudian baru menentukan langkah-langkah untuk mencapai tujuan. Menyelaraskan kegiatan sehari-hari kita dengan tujuan yang telah kita tentukan tersebut.
3. Dahulukan yang Utama
Menjadwalkan dan mendahulukan pekerjaan-pekerjaan yang penting atas pekerjaan yang kurang penting. Ada 4 kuadran waktu, yaitu kuadran :
- Hal yang penting dan mendesak
- Hal yang penting dan tidak mendesak.
- Hal yang mendesak tetapi tidak penting.
- Hal yang tidak mendesak dan tidak penting.
4. Berpikir Win-win Solution
Win-win solution maksudnya berpikir untuk keuntungan kita dan keuntungan orang yang berurusan dengan kita. Jadi kita tidak memandang dari sudut kepentingan kita saja, tetapi juga dari sudut kepentingan orang lain. Ini adalah contoh ekstrim orang yang tidak berpikir menang-menang : Seorang Suami yang baru bercerai dengan istrinya divonis oleh pengadilan untuk membagi dua kekayaannya dengan mantan istrinya. Karena tak ingin mantan istrinya menikmati harta hasil jerih payahnya, si suami menjual seluruh kekayaannya dengan harga sangat murah. Mobil dijual, rumah dijual, TV dijual, dan banyak lagi barang-barang yang dijual dengan harga luar biasa murah. Sesuai perintah pengadilan, hasil penjualan dibagi dua dengan mantan istrinya. Si suami puas, merasa menang karena berhasil membuat istrinya gigit jari. Namun pada hakekatnya dia lebih kalah lagi.
5. Berusaha Mengerti Terlebih Dahulu
Berusaha mengerti terlebih dahulu kemauan orang lain, baru kemudian berusaha dimengerti orang lain. Berusaha melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain, dari kacamata orang lain. Prinsipnya adalah kemampuan untuk sungguh-sungguh mendengarkan perasaan orang lain. Suatu ketika anda pergi ke toko optik untuk membeli kacamata baca. Si penjaga toko menyodorkan kacamatanya seraya berkata : “Pakai saja kacamata ini” Saat anda memakai kacamata tersebut, penglihatan anda justru semakin rabun. Namun saat anda meminta mata anda diperiksa terlebih dahulu, si penjaga toko justru berusaha meyakinkan anda bahwa kacamata itu cocok buat anda. Semakin keras anda menolak, semakin keras pula dia berusaha meyakinkan anda. “Percayalah, pakai saja kacamata ini, saya telah memakainya bertahun-tahun dan dapat membaca dengan jelas!”.
6. Mewujudkan Sinergi
Sinergi adalah 1 + 1 = 5. Mencari pendapat ketiga, dari dua pendapat yang berbeda. Setelah diangkat menjadi manajer pemasaran, Bo mengalami kesulitan besar di administrasi karena terlalu banyaknya perusahaan angkutan yang disewa oleh perusahaannya. Ada ratusan perusahaan yang masing-masing hanya memiliki satu dua truk pengangkut. Karenanya dia memutuskan untuk memutuskan kontrak dengan seluruh perusahaan kecil dan menggantinya dengan beberapa perusahaan besar saja. Namun setelah diadakan diskusi dengan perusahaan-perusahaan kecil tersebut didapatkan solusi tengah, yaitu perusahaan-perusahaan kecil tersebut bergabung jadi satu menjadi sebuah perusahaan besar. Bo mendapat keuntungan karena administrasi menjadi lebih mudah, sedang perusahaan-perusahaan kecil mendapat keuntungan karena setelah bergabung jadi satu mereka tidak jadi diputus kontraknya, dan masih ditambah dapat membeli sukucadang truk dengan harga yang lebih murah, karena mereka dapat membeli dalam partai besar.
7. Evaluasi
Ada saatnya manusia perlu berhenti sejenak untuk instropeksi, belajar, berlatih, evaluasi, penyegaran, mengambil jarak dari lingkungan untuk mengisi baterainya kembali. Seorang penebang kayu sibuk menebang sebatang pohon besar dengan gergajinya yang tumpul. Dari menit ke menit, dari jam ke jam, dari hari ke hari dia terus menerus berusaha menebang pohon itu, namun sia-sia saja. Saat dia dinasehati orang untuk mengasah gergajinya terlebih dahulu, si penebang kayu dengan marah menjawab :
"Saya telah menggunakan gergaji ini selama bertahun-tahun dan selalu berhasil menebang pohon-pohon besar. Buat apa saya buang-buang waktu menuruti nasehatmu. Saya tak punya waktu untuk mengasah gergaji"
Source : jpmi